Pakalangan Bojong Tanjung

I. LATAR BELAKANG

Menari dan bernyanyi
Melukis hidup sejuta warna
Menari dan bernyanyi
Memberi warna dengan kuas cinta

Seringkali batin kita dipenuhi pertanyaan-pertanyaan menggelitik yang tak puas dengan suatu jawaban. “Siapa aku? Apa tujuan hidupku? dan Bagaimana kita menjalani hidup? Jawaban yang memuaskan secara batiniah dari pertanyaan-pertanyaan filosofis seperti itu tidaklah cukup dengan hanya menyodorkan sejumlah retorika. Apalagi jika pertanyaan-pertanyaan seperti itu dilontarkan secara polos dan lugu oleh anak-anak dengan bentuk dan struktur kalimat yang lebih sederhana.

Jawaban yang mereka perlukan bukanlah teori dan retorika yang jlimet, melainkan contoh-contoh dalam kehidupan yang riil dan sederhana. Menari, bernyanyi dan bermain adalah dunia yang mereka pahami, dunia yang penuh dengan keceriaan dan kehangatan untuk menumbuhkan optimisme dalam meraih sejuta impian. Metode seperti ini sebenarnya juga terukir dan terpahat dalam banyak kearifan lokal setiap suku bangsa, tak terkecuali suku Sunda. Sayangnya kearifan-kearifan lokal tersebut semakin hari semakin samar tertimbun sampah globalisasi, karena glamoritas materialnya telah lebih dulu menyilaukan mata kita sehingga spirit globalisasinya luput tertangkap secara ajeg.

Berpijak dari pemikiran tersebut, maka pada tahun 2010 dibentuklah kelompok bermain dan berlatih yang terus berkembang hingga pertengahan 2012 ini dibentuk “Pakalangan Bojong Tanjung” sebagai wahana untuk menggali dan menemukan kembali spirit dan tekstur dari pahatan-pahatan kearifan lokal Sunda. Pakalangan adalah kosakata bahasa Sunda yang bisa dimaknai dalam bahasa Indonesia sebagai area permainan atau adu ketangkasan.

Sedangkan Bojong Tanjung adalah nama kampung yang menunjuk pada letak geografis maupun kultural tempat pakalangan tersebut berada, yaitu di pinggir sungai Citarum. Dengan spirit di atas, Pakalangan Bojong Tanjung dibangun sebagai wahana untuk menggali dan menggumuli kearifan lokal budaya Sunda melalui permainan tradisional (kaulinan barudak), latihan kesenian, baik seni rakyat maupun seni modern, kelompok belajar, sepeda santai, ngabungbang (summer camp), dll. Permainan tradisional (Kaulinan barudak) memiliki potensi untuk menumbuhkan nilai-nilai kesetiakawanan sosial, spontanitas, dan responsibilitas.

Potensi yang dimiliki oleh kesenian rakyat adalah kecintaan terhadap warisan budaya leluhur dan nilai-nilai yang dikandungnya, sedangkan kesenian modern mengenalkan pada kultur luar sebagai cerminan dan toleransi budaya yang lebih luas. Kegiatan sepeda santai menjadi media untuk merangsang pertumbuhan fisik anak-anak, menjaga kebugaran, sekaligus mengenali lingkungan sekitar.

Sementara kelompok belajar adalah media penyegaran dalam mendalami materi pelajaran di sekolah dengan suasana yang lebih rileks, dan kegiatan ngabungbang yang dilakukan dalam menyambut bulan purnama adalah wahana untuk mensyukuri dan merenungi alam sebagai ciptaan Yang Maha Kuasa sekaligus sebagai ruang untuk melangsungkan pertunjukan dan kaulinan yang telah dilatihkan.

Seluruh materi kegiatan di Pakalangan Bojong Tanjung (PBT) pada akhirnya bermuara pada pendidikan dan pengembangan karakter anak-anak.

Kesenian, kaulinan barudak, ngabungbang, sepeda santai, dan kelompok belajar adalah sarana untuk menyampaikan nilai-nilai pada anak melalui kegiatan riil untuk melengkapi kegiatan belajar mereka di sekolah-sekolah formal maupun madrasah. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari pendidikan seni untuk menyelami kehidupan dengan cara yang sederhana, karena kami percaya pada pernyataan TS Eliot, seorang sastrawan dunia yang mengatakan bahwa, “fungsi dari semua seni adalah untuk memberi kepada kita pemahaman atas suatu nilai (makna) dalam hidup, dengan memberi tekanan nilai itu dalam seni”.

II. TUJUAN
Pakalangan Bojong Tanjung dibentuk secara swadaya oleh beberapa orang dari kalangan penggiat seni, akademisi seni, dan tokoh masyarakat yang peduli terhadap antusiasme anak-anak di kampung Bojong Tanjung namun tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai sebagai ruang ekspresi dan edukasi. Sementara ini PBT menempati lahan seluas 9 X 12 meter yang pada saat ini sedang dibangun panggung permanen untuk latihan, workshop, dan pementasan seni sisanya meminjam lahan milik tetangga yang berdekatan.

Pada saat ini pula sedang dalam proses pembangunan ruang perpustakaan dan alat peraga dengan area di seberangnya namun terpisah oleh lahan milik tetangga. Keberadaan PBT yang menjadi ruang bermain, berekspresi, dan belajar anak-anak tanpa memungut biaya sepeserpun dari peserta mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat sekitar, bahkan mereka sudah menunggu program kegiatan PBT untuk segmen usia remaja dan dewasa yang telah turut bergabung.




Penulis : Unknown ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Pakalangan Bojong Tanjung ini dipublish oleh Unknown pada hari Minggu, 13 Januari 2013. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Pakalangan Bojong Tanjung
 

0 komentar:

Posting Komentar